Menginjak bulan Mei, fenomena Ayat-Ayat Cinta digantikan oleh fenomena Ayat-Ayat Fitna. Pakar tafsir Al-Quran, Muhammad Quraish Shihab, meluncurkan buku kecil berjudul Ayat-Ayat Fitna: Sekelumit Keadaban Islam di Tengah Purbasangka. Peluncuran buku tersebut dilakukan pada Minggu, 4 Mei 2008, bertempat di Masjid Sunda Kelapa. Uniknya, buku karya Ustad Quraish tersebut dibagikan secara gratis.
”Buku Ayat-Ayat Fitna ini saya tulis dengan tujuan untuk menunjukkan keluhuran ajaran Islam dengan memberikan tafsir---yang sejalan dengan kaidah-kaidah penafsiran---atas ayat-ayat Al-Quran yang dipahami secara keliru dalam film Fitna,” ujar Ustad Quraish sebagaimana dikutip oleh tabloid Republika, ”Dialog Jumat”, edisi 9 Mei 2008. Sebagaimana kita tahu, film Fitna adalah film yang dibuat oleh seorang politisi Belanda berhaluan ultrakonservatif, Geert Wilders.
Film Fitna dirilis pada Jumat, 28 Maret 2008, lalu. Film ini kemudian tersebar ke seluruh dunia melalui internet. Isi film Fitna sendiri sangat mendiskreditkan Islam. Namun, menurut Ustad Quraish dalam karyanya, Ayat-Ayat Fitna, ”Buku kecil yang sedang Anda baca ini bukanlah sanggahan terhadap film Fitna karya Geert Wilders,” tulisnya dalam Bab ”Pengantar”. Beliau menegaskan lebih jauh bahwa film Fitna ”sangat jauh dari objektivitas dan persyaratan ilmiah” sehingga tidak layak untuk ditanggapi.
Ayat-Ayat Fitna akhirnya juga tersebar secara luas bukan hanya dalam bentuk buku. Lewat internet, versi digitalnya pun diposting (lewat attachment) oleh pelbagai pihak yang merasakan manfaatnya. Banyak hal dapat kita petik dari buku kecil karya Ustad Quraish ini. Pertama, merujuk ke tujuan penerbitan Ayat-Ayat Fitna, betapa luhur ajaran Al-Quran. Dalam buku ini, secara jelas dan menyentuh, Ustad Quraish mendemonstrasikan keluhuran ajaran Al-Quran tersebut.
Kedua, ajaran Al-Quran tidak merestui teror. Dengan sangat gamblang Ustad Quraish menunjukkan kepada para pembacanya bahwa ajaran Islam sangat bertolak belakang dengan apa yang disuguhkan oleh film Fitna. ”Sejak dulu agama, para pembawa ajaran agama, ajaran, dan penganut-penganutnya, telah mengalami hujatan dan pelecehan. Dan dapat dipastikan bahwa di masa datang, yang dekat dan yang jauh, pun pasti masih akan muncul pelecehan dan fitnah-fitnah serupa,” tulis Ustad Quraish.
Ketiga, Ustad Quraish, lewat karyanya yang sangat bermanfaat tersebut, telah menunjukkan bagaimana hujatan dan pelecehan semestinya ditanggapi dengan sikap-sikap yang elegan dan ilmiah, bukan dengan kekerasan.[]
No comments:
Post a Comment