Saya diantara teman-teman Ibu (almh.) gambar ini di ambil ketika Muharam fair ke Aisyiah, Pasar Rumput. Sempat canggung karena saya yang paling muda dan bertubuh ramping (karena ibu-ibu ini lumayan 'Big size' hampir semua). Karena bingungnya berada di jajaran mana lalu saya menepi pada akhirnya, saya berada di no.3 dari kanan (tergantung sebelah kanan mana yang anda lihat?).
Sepanjang acara seru juga anak-anak duafa beraksi lewat pentas seni Islam, ada yang lucu lupa gerak ada yang lupa hafalan ada yang bingung tidak karuan, membuat hadirin yang menonton tertawa dan tersenyum-senyum.
Ketika penyerahan santunan ini yang membuat saya sangat terharu karena begitu bersyukurnya anak-anak itu mengucapkan 'Terima kasih' berulang kali lalu bagaimana kita yang berkecukupan atau yang mempunyai harta yang berlebih bahakan tak terkira berlebihnya adakah kita bersyukur pada sang KHALIK (ALLAH SWT) akan rezeki yang di anugrahkan begitu berlimpahnya kenikmatkan yang kita rasa???...
Kadang kita mengabaikan dan terlupakan untuk bersyukur pada Allah SWT dengan kesibukkan berfikir bagaimana harta kita bertambah lagi, lagi, lagi dan lagi?...
Bahkan kita tak sadar sudah di perbudak dengan kesibukkan demi kesibukan yang bertambah-tambah tanpa mengingat untuk 'Istirahatkan' diri tanda bersyukur bahwa kita masih di beri tenaga, waktu dan kesempatan untuk bersibuk dengan rutinitas baik pekerjaan, kegiatan-kegitan sosial dsb. yang sering kita suka bahkan seringnya mengatas namakan demi nafkah, demi sekolah anak dan tetek bengek lainnya, demi orang-tua, demi bantu saudara, demi bantu orang lain dan demi-demi lainnya...
Padahal diri kita baik fisik dan ruh perlu 'penyerahan' diri, perlu mengingat ada 'HAK' di tubuh dan ruh untuk berserah diri pada sang KHALIK. Kadang kita mengabaikan dan memperdulikan 'HAK-HAK' tersebut dan maukah kita menjadi makhluk yang AROGAN... hanya berkutat dna bersibuk dan disibukkan dengan mengutak-ngutik rutinitas yang bagai RODA pedati yang terus melajur menelusuri arah tak bertuan. Tapi kita lah yang menjadi TUAN dari arah RODA PEDATI rutinitas demi rutinitas yang kita jalani....
Sepanjang acara seru juga anak-anak duafa beraksi lewat pentas seni Islam, ada yang lucu lupa gerak ada yang lupa hafalan ada yang bingung tidak karuan, membuat hadirin yang menonton tertawa dan tersenyum-senyum.
Ketika penyerahan santunan ini yang membuat saya sangat terharu karena begitu bersyukurnya anak-anak itu mengucapkan 'Terima kasih' berulang kali lalu bagaimana kita yang berkecukupan atau yang mempunyai harta yang berlebih bahakan tak terkira berlebihnya adakah kita bersyukur pada sang KHALIK (ALLAH SWT) akan rezeki yang di anugrahkan begitu berlimpahnya kenikmatkan yang kita rasa???...
Kadang kita mengabaikan dan terlupakan untuk bersyukur pada Allah SWT dengan kesibukkan berfikir bagaimana harta kita bertambah lagi, lagi, lagi dan lagi?...
Bahkan kita tak sadar sudah di perbudak dengan kesibukkan demi kesibukan yang bertambah-tambah tanpa mengingat untuk 'Istirahatkan' diri tanda bersyukur bahwa kita masih di beri tenaga, waktu dan kesempatan untuk bersibuk dengan rutinitas baik pekerjaan, kegiatan-kegitan sosial dsb. yang sering kita suka bahkan seringnya mengatas namakan demi nafkah, demi sekolah anak dan tetek bengek lainnya, demi orang-tua, demi bantu saudara, demi bantu orang lain dan demi-demi lainnya...
Padahal diri kita baik fisik dan ruh perlu 'penyerahan' diri, perlu mengingat ada 'HAK' di tubuh dan ruh untuk berserah diri pada sang KHALIK. Kadang kita mengabaikan dan memperdulikan 'HAK-HAK' tersebut dan maukah kita menjadi makhluk yang AROGAN... hanya berkutat dna bersibuk dan disibukkan dengan mengutak-ngutik rutinitas yang bagai RODA pedati yang terus melajur menelusuri arah tak bertuan. Tapi kita lah yang menjadi TUAN dari arah RODA PEDATI rutinitas demi rutinitas yang kita jalani....
***
No comments:
Post a Comment