Saya agak tergelitik dengan judul di koran Kompas, Jumat, 14 Desember 2007, tulisan Andreas Maryoto. Sudah lama sekali sebenarnya Koran ini, saya temukan ketika sedang mensortir koran-koran untuk di kilokan ke pemulung.
Dengan head line : ”Bila berkunjung ke rumah orang jawa, jangan kaget kalau di ruang makan bisa ditemukan sepeda motor, jemuran baju, dan juga tumpukan gabah. Secara umum, konsep ruang makan tidak ada di kalangan ornag jawa. Arsitektur rumah lama di Jawa tidak menyediakan tempat khusus untuk ruang makan. Ruang tamu, ruang makan, dan ruang untuk keluarga bercampur”. Yap! Betul sekali, saya pernah berkunjung diantara beberapa teman orang jawa dan diantara tersebut hanya orang jawa yang sudah modern saja yang akan didapati rumah mereka mempunyai ruang makan.
Begitulah menurut pengamatan Thomas Stamford Raffles dalam History of java (1817) dan Augusta de Wit dalam Java:Fact and Fancies (1817). Menyebutkan bahwa orang Jawa makan pagi bahkan di sungai setelah mandi.
Lalu Ahli Kebudayaan Jawa Undip. Semarang, Teguh Supriyanto, mengakui bahwa Budaya Jawa tidak mengenal konsep ruang makan ini. Rumah tanpa ruang makan ini masih bisa ditemui dibeberapa tempat seperti di Kabupaten Bantul, Di Yogyakarta. Bahkan, meja untuk menaruh makanan pun kadang tidak ada. Keluarga yang mau mengambil nasi ataupun sayur dan lauk mengambil langsung di dapur. Setelah itu, mereka makan di sembarang tempat.
Bahkan kita bisa menemukan rumah yang memiliki ruang makan yang tidak tergabung dengan dapur. Akan tetapi, ruang makan ini seadanya saja. Ada meja makan dan ditata layaknya ruang makan. Meja hanya berfungsi untuk meletakkan makanan. Berbagai peralatan ada di meja makan, tetapi terkesan seadanya. Tapi mereka makan tetap disembarang tempat.
Dikota besar, ruang makan kadang terbuka dan tanpa sekat dengan dapur dan ruang tamu. Mereka yang duduk di ruang tamu bisa melihat meja makan dan isinya. Masih sering ruang makan dianggap terasa asing. Ruang makan masih dianggap pelengkap sebuah rumah atau sekedar ruangan yang bermeja untuk menaruh makanan. Meski sekarang orang Jawa sudah mengenal konsep ruang makan tapi orang Jawa tetap tidak mudah untuk akrab dengan ruang makan. Dikeluarga modern pun kadang kaki bisa diangkat ke kursi saat makan. Ruang makan masih menjadi ruangan yang asing bagi orang Jawa.
***Artikel yang saya tulis kembali ada benarnya, sejak kecil saya berinteraksi dengan banyak ethnis dan rumah-rumah orang Jawa yang saya kunjungi memang tidak ada ruang makan. Setelah belasan tahun kemudian saya memperkirakan sudah berkembang dan maju dan sudah ada perubahan tapi ketika 2 tahun belakangan ini ternyata masih ada orang Jawa (disalah satu teman kuliah saya) dimana ruang tamu menjadi tempat segalanya, disana ada; mesin jahit, meja rak buku-buku, tempat tidur, motor dan perabot yang bukan merupakan pernak-pernik ruang tamu layaknya.
1 comment:
Wah aartikel ini benaar mbk Rina... saya juga pernah ngalamin hal yang sama.
So Orang JAWA kapan maju nek ini jakarta...
Post a Comment