Friday, March 20, 2009

Anak Sekolah Di Jerman Membunuh Demi Kesenangan

Kamis, 19 Maret 2009 | 10:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Remaja yang menyerang sebuah sekolah Jerman dan menembak mati 15 orang mengatakan dia melakukan itu "untuk kesenangan", menurut seorang sopir yang mobilnya dibajak remaja itu.

Remaja itu, Tim Kretschmer, juga merencanakan menyerang sekolah lain saat dia memaksa si sopir, Igor Wolf, 41, dengan ujung laras senapan untuk membawa dia pergi, kata Wolf kepada majalah Jerman Stern.

Jaksa mempertimbangkan untuk menuntut ayah Kretschmer, sebagai pemilik senjata, dengan tuduhan pembunuhan tak berencana.

Pembunuhan besar-besaran di Winnenden minggu lalu itu membuat seluruh Jerman berduka.

Kretschmer, 17, menggunakan sebuah pistol untuk membunuh delapan siswi sekolah, seorang siswa dan tiga guru di bekas sekolahnya di kota kecil itu, serta seorang yang berada di dekatnya, sebelum membajak mobil Wolf.

Wolf akhirnya berhasil keluar dari mobil tanpa terluka, namun remaja itu membunuh dua orang lain di kota Wendlingen, sebelum ia menembak dirinya saat polisi mengepung.

Kretschmer mencuri senjata dari kamar ayahnya yang pengusaha, kata polisi.

Dalam wawancara yang diterbitkan pada hari Rabu, Wolf menceritakan bagaimana remaja itu melompat ke tempat duduk belakang mobilnya setelah lari dari sekolah itu, menaruh senapan ke kepalanya dan memaksanya pergi dengan kecepatan tinggi.

Si remaja memberitahu bahwa dia baru saja membunuh orang di bekas sekolahnya. Saat ditanya alasannya, si remaja mengatakan dengan keras, "Untuk kesenangan, karena ini menyenangkan."

Sebaliknya dia meminta Wolf untuk mencari sekolah lain, sebelum dia mengarahkan si remaja dengan mengganti topik pembicaraan.

"Dia telah mempersiapkan dirinya untuk tembakan selanjutnya -- itu yang terlintas di pikiran saya," kata Wolf kepada Stern.

Wolf awalnya mempertimbangkan melarikan diri di sebuah lampu merah, namun dia melihat anak-anak dan seorang wanita yang mendorong kereta dorong.

"Dia akan segera mulai menembak, baik pada anak-anak atau orang tua," ujar Wolf kepada majalah Jerman itu.

Tuduhan pembunuhan terhadap ayah si remaja dipertimbangkan karena sang ayah meninggalkan senjata tak terkunci di kamarnya, meski tahu anaknya sedang tertekan.

"Ada tanda-tanda nyata bahwa orang tua mereka mengetahui masalah-masalah kesehatan anak mereka," kata jaksa dan polisi setempat dalam sebuah pernyataan bersama.

"Berdasarkan ini, ada alasan untuk mencurigai hal ini dapat menjadi pembunuhan tak berencana."

Tempo

No comments: