Thursday, May 1, 2008

Mencontoh Rosulullah SAW

Tak pernah terjadi dalam sejarah, sebuah peristiwa besar hanya dalam kurun waktu relative singkat, 23 tahun. Bagai matahari pagi yang memberikan kehangatan, kesejukan, dan keberkahan. Sinar ajarannya menghancurkan kezaliman, kemaksiatan, dan kebejatan moral. Rasulullah SAW beliaulah yang merubah dunia atas perintah Allah.

Beliau tidak hanya sebagai nabi dan rasul tapi beliau juga panglima perang, diplomat ulung, pedagang sukses, suami yang mencintai istri-istrinya, Ayah yang dicintai putra-putrinya dan dikenal sebagai uswatun hasanah / teladan yang baik.

Firman Allah, QS Al-Ahzab 33 ayat 21, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Ada tiga ciri orang yang dapat mencontoh akhlak dan perilaku Rasulullah, yaitu:

  1. Orang yang selalu mengharap rahmat Allah SWT
  2. Orang yang yakin akan datangnya hari akhir
  3. Orang yang bnayak mengingat dan menyebut asma Allah

Dan makna uswatun hasanah, ada tiga suri tauladan yang baik yang terdapat dalam diri Rasulullah, yaitu:

  1. fi aqwalihi (pada ucapan-ucapan Rasulullah). Ucapan beliau adalah yang fasih, jelas, berwibawa, efektif, tidak bertele-tele, serta menghindarkan diri dari hal-hal yang kotor, jorok, dan sia-sia. Ucapan beliau selalu berbandaing lurus dengan perbuatannya. Tidak pernah menyuruh orang berbuat baik, kecuali beliau telah melakukan perbuatan baik itu. Tidak pernah melarang orang lain berbuat jahat, kecuali beliau sendiri telah menjauhi perbuatan jahat tersebut. Ucapan beliau berwibawa karena selalu sesuai dengan perbuatannya.
  2. fi af’alihi (pada perbuatan-perbuatan rasulullah). Beliau mewariskan kepada kita sifat-sifat yang unggul. Seperti Sholat beliau adalah sholat yang bermutu yang kita menyebutnya “khusuk”. Amal beliau adalah amal yang berkualitas disebut “ikhlas”. Hidup beliau unggul disebut “zuhud”, yang menempatkan harta pada genggaman tangan, tidak di kedalaman hati. Bagaimana dengan kita?,… sholat kita tidak khusuk, kita pun tidak merasa bersalah, padahal inti dari sholat adalah khusuk. Amal kita tidak berkualitas, tapi kita pun juga tidak merasa berdosa, padahal subtansi dari amal adalah ikhlas. Hidup kita tidak unggul, kita pun tidak merasa rugi, padahal beliau mewarisi sifat-sifat yang unggul
  3. fi ahwalihi (pada sifat dan akhlak rasulullah). Sifat beliau diabadikan dalam QS. Al-Fath 48 ayat 29 : “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama denagn dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih saying sesame mereka, kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya ; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak mennjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka mapunan dan pahala yang besar.” Dari ayat itu di maksudkan adalah bahwa Rasulullah tegas terhadap orang-orang kafir tetapi berkasih sayang kepada sesama umat islam. Beliau ahli ruku, ahli sujud, dan ahli ibadah. Dan beliau selalu mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya.

Lalu apa keuntungan dari kita mencontoh Rasulullah?, ada 4 keuntungan bagi orang-orang yang dalam hidupnya selalu mencontoh Rasulullah, yaitu :

  1. Hidupnya akan merasa lebih mudah dan lebih indah. Seperti seseorang jika ingin naik gunung maka jika dalam perjalanan itu dia dibimbing oleh seseorang yang menguasai arah jalan yang dapat menghindari sarang binatang buas bahkan melewati jalan dimana justru dapat melihat pemandangan indah dan sebagainya tentu perjalanan itu tidaklah menjadi beban dan berat bahkan menjadi perjalanan yang menyenangkan. Nah begitulah jika kita hidup sellau mencontoh Rasulullah, kita akan merasakan hidup lebih mudah dan lebih indah.
  2. Hidup mulia dan terhormat. QS. Al-Qalam 68 ayat 4, “ Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Sipa yang hidupnya mencontoh Rasulullah maka akan mendapat keagungan dan kemuliaan.
  3. Hidupnya mempunyia prestasi dan memiliki sifat unggul. Jika kita mencontoh Rasulullah maka hidup kita setelah mendapat kemudahan sudah barang tentu mencapai prestasi dan akan memiliki sifat yang luhur. Pencapaian hidupnya tidak hanya di nikmati oleh dirinya tapi akan ada banyak orang ikut merasakan prestasi dan sifat luhurnya jadi segala sesuatunya mendapat timbal balik baik untuk dirinya dan orang lain sekaligus.
  4. Hidupnya akan di cintai oleh Allah dan Rasulullah. QS. Ali-Imran 3 ayat 31, “ Katakanlah: “ Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Suatu keuntungan jika kita dapat mencontoh Rasulullah SAW karena hidup hanyalah sekali tidak ada kesempatan kedua, ketiga dan keempat tapi yang ada adalah gunakan sebaik mungkin kesempatan hidup yang hanya sekali ini jangan disia-siakan atau jangan pula ketika sakaratul maut tiba lalu kita meminta pada Allah untuk di tangguhkan bahkan yang ada hanyalah kata “menyesal, tak ada gunanya”. Karena “maut” tak dapat di tangguhkan.

Setiap yang hidup akan merasakan kematian. Si kaya, si miskin, si cantik/si ganteng, si jelak/si buruk, si genius/pintar, si bodoh/idiot, si sederhana, si bersahaja, si bawel, si ahli ibadah dan si,si,si lain sebagianya akan merasakan kematian. Kematian adalah suatu yang PASTI. Yang tidak pasti adalah “kesiapan” dan bekal” kita untuk menghadapi kematian itu sendiri.

Padahal kematian dan kehidupan ibarat dua sisi mata uang yang keduanya bertalian dan saling terkait, dua sisi mata uang yang merupakan ujian bagi kita. Siapa yang paling baik amalnya di dunia, dialah yang beruntung. Amal adalah “ CAHAYA” kemaian yang menerangi kegelapan alam kubur. Sebelum terlambat lakukanlah auto kritik dan muhasabah pada diri kita supaya bersemangat membnagun amal-amal kebaikan sebagai bekal menghadap Allah SWT. (Rina)

No comments: