Wednesday, July 2, 2008

53 % Pemirsa Jenuh Tonton Iklan di TV

Thursday, March 10, 2005

Publication : Bisnis Indonesia

Date : Monday, March 7, 2005

Satu riset menyimpulkan 53,7 % pemirsa merasa jenuh saat melihat iklan ditayangkan di TV sehingga menggunakan jeda iklan untuk melakukan aktivitas lain dan sebagian mengganti salurannya.

Kesimpulan itu tertuang dalam Riset Faces Of Indonesia yang dilakukan Lowe Indonesia bersama Prompt, melalui wawancara langsung dengan 2.086 konsumen di perkotaan dan pedesaan Indonesia pada Nov – Des 2004.

Sampel riset terdiri dari pria dan wanita berusia 18 – 45 tahun dari semua kelas sosial dan ekonomi serta tingkat pendidikan, yang diacak dalam berbagai tahapan.

Menurut Paramita Mohamad, Strategic Planning Director Lowe Indonesia, dibandingkan China ( 75 ) dan Eropa ( 80 % ) negara maju memang persentase pemirsa TV yang menggunakan jeda iklan untuk melakukan aktivitas lain Indonesia masih lebih rendah.

“ Tapi temuan riset itu cukup mengejutkan, terutama karena 54 % dari belanja iklan selama 2004 disalurkan ke stasiun – stasiun TV di kawasan Asia Pasifik, terma2k Indonesia,” ujarnya pecan lalu.

Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia ( P3I ) mengungkapkan belanja iklan pada 2004 sebesar Rp. 21,09 triliun, yang tersebar ke TV ( 62,5 % ), Koran ( 27 % ), majalah dan tabloid ( 7 % ), dan media lainnya ( 3,5 % ).

Teknik baru

Temuan Faces of Indonesia menunjukkan perlunya teknik periklanan yang lebih baik, sederhana tapi dengan ide cemerlang, dan disesuaikan dengan karakter penonton atau target pasar yang akan dibidik.

“ Karena itu iklan di TV diharapkan bisa menarik perhatian, relevan, dan cukup simple tapi brian,” kata Paramita.

Dari riset diketahui 80,47 % pemirsa TV menyatakan menyukai iklan yang lucu, sedangkan 66,33 % menyukai iklan yang memberikan lebih banyak informasi mengenai produk.

Riset Lowe menunjukkan 74 % pemirsa TV menonton berita criminal, 66 % pemirsa menonton sinetron, dan 54 % pemirsa menonton tayangan misteri, dan 53 % menonton infot2nment dan reality show.

Riset juga mengungkapkan sepertiga pemirsa TV mengaku menonton seluruh tayangan tersebut menyatakan tak tahu pasti apakah menonton karena suka atau tidak menyukainya.

Hal itu mengisyaratkan pemirsa TV Indonesia menonton berita kriminal, sinetron, tayangan misteri, infot2nment atau reality show, hanya karena penonton tidak memperoleh program alternatif yang bermutu.

53 Persen Pemirsa Menilai Iklan TV Membosankan
Thursday, March 10, 2005

Publication : Koran Tempo

Date : Friday, March 4, 2005

Riset Iklan yang dilakukan Lowe Indonesia menunjukkan, 53 persen pemirsa televise di Indonesia mengganti saluran, begitu televise mema2ki tayangan iklan dan 53,7 persen lagi melakukan aktivitas lain.

Para pemirsa menilai, iklan televise itu membosankan, “ papar Paramita Mohamad, Direktur Perencana Strategis Lowe Indonesia di Jakarta kemarin.

Iklan yang paling efektif, menurut dia adalah yang paling simpel, lucu, dan mengandung ide – ide cemerlang. “ Sebanyak 80,47 persen pemirsa televisi menyukai iklan – iklan yang lucu. Cuma 23 persen yang suka iklan agak rumit. “

Dia menambahkan, tidak semua iklan efektif ditayangkan di televisi. Sebab, tidak semua kelompok masyarakat suka menonton televisi dan iklan.

“ Sebanyak 15,2 persen penduduk Indonesia tidak gemar menonton televisi. Jadi perusahaan yang ingin beriklan untuk kelompok ini, sebaiknya memasangnya di media cetak. “ tuturnya.

Terma2k dalam kelompok itu mayoritas pria yang cukup tua dan tinggal di wilayah perkotaan, Umumnya mereka berkarakter alim dan terma2k orang mapan serta berkepercayaan diri tinggi.

Paramita mengatakan, hasil riset ini bisa jadi akan mengejutkan banyak orang. Pasalnya, pertumbuhan belanja iklan di Indonesia merupakan kedua tertinggi setelah Cina. Apalagi 54 persen dari belanja iklan tahun lalu disalurkan ke stasiun – stasiun televise di kawasan Asia Pasifik, terma2k Indonesia.

No comments: