 Spesifikasi Buku
Spesifikasi BukuJudul Asli      : Growth To Selfhood: The Sufi Contribution
Penerbit       : Raja Grafindo Persada
Pengarang     : A. Reza Arasteh
Tebal           : 213 Hal.
Tahun          : 2000
Harga           : Rp. 13.000
Tgl Beli        : Kamis, Apryl 5, 2001
           Buku ini membahas pola-pola dan proses pertumbuhan menuju kesempurnaan diri di kalangan kaum Sufi. Menurut Sufi, diri yang sesungguhnya adalah bukan lingkungan dan kebudayaan yang tumbuh di dalam diri kita, melainkan pada dasarnya ia merupakan produk jagat raya dalam evolusi. 
Kata “aku”, “dia” atau “ia” dengan lebih baik bisa mengindentifikasikan diri sejati dibandingkan “aku” atau “kami”. Dalam pengertian Sufisme terdiri dari dua tahapan : 
- Lewat      melampaui “aku” dan 
- Menjadi      sepenuhnya menyadari akan “aku”
          Mari membedah daftar isinya supaya anda lebih mudah menafsirkan seperti apa pembahasan buku ini;
- Sifat organik      diri dalam sufisme
- Struktur dan      anatomi diri konvesional
- Agama:Mekanisme      transisi pertumbuhan menuju kedirian
- Dari seorang      muslim menjadi Allah
- Munculnya      suara batin dan saat resolusi
- Mekanisme      ganda jalan Sufi, Tahapan perubahan kepribadian, Keadaan-keadaaan      Psikis:Analisa Proses, Perubahan batin
- Hirarki      kepribadian Sufi
- An;Saat kreatif : Titik puncak keSufian
1.         Diri parental
2.         Diri generasi
3.         Diri Sosial
4.         Diri professional
5.         Diri kebapakan atau keibuan
6. Diri nasional
          Secara salah, kita percaya bahwa konflik atau pertentangan adalah wajar. Dan konflik adalah pembawaan sejak lahir dalam diri kita. Dan kita sering merenungkannya. Juga hal yang lain seringkali kita mengkultuskan “manusia tidak pernah PUAS”, ya, kesimpulan dari apa yang tidak pernah terpuaskan pada diri kita tapi apakah kita harus mencari kepuasan itu?..., jika pemahamannya manusia tidak pernah puas.
Saya rasa kita disini (dunia ini) kita adalah untuk mengubah konflik kepada keselarasan. Juga pada ketidak puasan yang ada didiri manusia bukanlah untuk mencari dan mencarinya terus menerus sampai terpuaskan karena jika pemahamannya adalah “manusia tidak pernah PUAS” lalu mengapa kita mencari KEPUASAN itu?... 
***
 
 
No comments:
Post a Comment