Dari rabu-jum'at... terutama kamis lalu... yang harus saya dampingi 9 orang "Guest". Saya harus ke Bidakara-Menara Karya menjemput mereka satu-satu dan briefing langsung, materi yang saya bahas sebenarnya simple tapi yang menjadi masalah adalah kapasitas penerimaan alias daya tangkap seseorang berbeda satu sama lain itu yang ribetnya saya harus menjelaskan berulang-ulang.
Kemudian sebelum bertemu mereka untuk perjalanan saya harus melewati PANCORAN... hal yang paling saya hindari daerah ini karena MACET, I hate this..., sudah kesal dan sebal tiba-tiba dapat musibah ketika menuju Bidakara kaki saya terpeleset akhirnya tamatlah riwayat sepatu kulit super keren dan favorit saya ini, (sepatu meski dari kulit manapun dan asli atau sepatu mahal sekalipun kalau sudah musibah yang terkelupas juga jadi tidak ada zaminan AWET segala macam apapun, tidak habis pikir juga sih...??)
Yah saya terpaksa dan mau tidak mau... karena sudah menjadi bagian dari pekerjaan kalau mau project selesai..., Tapi lelah dan capeknya ini gak ketulungan tambahan briefing berkali-kali dengan materi yang itu-itu saja sampai-sampai suara saya serak dan sekarang deman dikarenakan terkena radang tenggorokan... yang menyusahkan adalah makan jadi serba TIDAK EUNAK..., tak jadi masalah jika dikumpulan semua guest sehingga briefing sekali saja tapi bagaimana para "guest" bisa dikumpulkan mereka mempunyai schedule yang penuh padat tapi tidak merayap... (memangnya lalulintas) jadwal mereka "busyet"... selalu penuh saya jadi berfikir gak enak ah jadi "big boss" seluruh waktunya sudah terschedule... tidak freedom.
Berbicara tentang "Freedom" apakah zaman sekarang masih bisa dan ada kebebasan yang sebenar-benarnya menuju arti kebebasan sesungguhnya?... belum connect nih apa maksud yang mau dibahas. Padahal maksud saya kebebasan dari para orang-orang yang kerja di berbagai bidang industri, edukasi dan sebagainya. Yang saya lihat dan amati kebebasan yang tanpa kontrol sudah membudaya dalam kehidupan masyarakat kita dari semua strata kehidupan manusia.
Maksud saya gini, Meskipun tidak bebasnya seseorang dalam lingkup pekerjaannya tapi mereka tidak tersadar bahwa mereka sudah mendapatkan kebebasan secara langsung tapi tidak memfaatkan "peluang' kebebasan baik fasilitas kantor dan sebagainya untuk kepentingan yang berguna dan menaari peluang dan terobosan atau inovasi.
Contoh kecil adalah "Internet" dulu pemakaiannya dibatasi tapi sekarang hampir setiap perusahaan sudah membebaskan karyawannya mengakses internet unlimited maka terjadilah jejaringan demi jejaringan baik antar tiap orang demi orang selluruh belahan dunia, yang diharapkan perusahaan adalah dapat memberi manfaat buat perusahaan tapi kenyataannya yang saya lihat tidak membuat "LOYALITAS" karyawan.
Kenapa saya bilang begitu karena dari yang saya amati lintas internet ini selain memberi dampak "positif" yang sangat besar bagi orang-orang yang bisa menjadikan media ini sebagai fasilitas kerja untuk mempercepat connection relationship klien dan sebagainya tapi juga memberi dampak "negatif" yang sangat besar bahkan jika diperhitungkan benar-benar akan berdampak kerugian yang sangat besar sekali buat perusahaan. Karena hampir sering Internet digunakan oleh para karyawan yang kapasitaas beban kerjanya ringan untuk berselancar alias wara-wiri "CHATING" yang tidak jelas.
Yang saya amati seringnya ketika mereka sedang membuat anggaran, membuat report dan sebagainya "DISAMBI" dengan panggilan atau ajakan chat "DING" dari teman, rekan kerja satu perusahaan, kerabat dan sebagainya atau dari kenalan iseng-iseng. Pertanyaan saya berapa detik atau menit anda untuk menjawab panggilan dari seseorang yang bilang; "Lagi ngapain...", "Halo...", "Hai, apakabar..." , atau ledekan dan candaan yang sepele dan tidak penting.
Adakah 1 detik atau 1 menit tentu tidak bukan? minimal 3 menit lalu anda kalikan saja jika mendapat panggilan chat minimal 10 orang sudah 30 menit lalu jika dilakukan continue... bisa dari anda tiba dikantor sampai jam pulang kantor (misalkan 7 jam) alias tidak dilakukan pada jam-jam makan siang atau ketika jam pulang kantor berapa totalnya yang sudah anda buang dengan percuma waktu hanya sekedar menjawab chat model "DING" tersebut. Jika di pergunakan maksimal waktu tersebut untuk menyelesaikan pekerjaan setidaknya bisa mengambil waktu 5-6 jam tapi karena "DISAMBI" menjawab chat-chat tersebut tentu menjadi molor waktu kerja yang anda gunakan. Apakah itu semua tidak menjadi kerugian besar buat perusahaan dan anda sendiri untuk mendapatkan progress kerja?...
Terkadang tidak saja di kantor tapi bagi yang menggunakan mobile pun berakses internet dengan chat-chat "TIDAK penting" seperti ini...? Hal hasil waktu pulang kerja anda mundurkan sampai rumah tidakkah itu pemborosan waktu dan lagi anda yang tidak mendapatkan apapun baik materi, progres kerja juga apakah dapat PAHALA?... hanya sebuat iseng-iseng kesenangan yang semuanya semu dan TIDAK BERMANFAAT.... hanya akan membuat lelah jari-jemari anda menulis kalimat "BOROS" kata, Tul....
Maka itu saya sejak lama tidak mau ikut-ikutan chat-chat model "DING" pada jam-jam sibuk kerja jika tidak mendesak alias berhubungan dengan kerjaan. Saya menyediakan waktu-waktu luang dan libur untuk menjawab chat dan email sekaligus. Pengertian saya menjaga relationshiop antar teman, kerabat, sahabat dan rekan kerja tidak selalu harus "Standby" menjawab chat-chat model "DING" ini apalagi buat sahabat dan kerabat, mereka kan sudah sering bertemu dan berkumpul, saya rasa tidak terlalu penting melakukan "DING" pada mereka hanya untuk sebuah keintiman/kedekatan.
Buktinya saya dengan sahabat di lombok hanya 4 kali bertemu tapi hubungan kami tidak harus melakukan chat-chat model "DING" tiap hari. Tapi kami tahu kabar masing-masing baik suka dan duka. Begitu juga dengan kerabat, teman dan kenalan bahkan beberapa korenponden saya, dilihat dari lamanya relationship kami sudah memasuki 5 tahun tanpa real face to face. Sedang kerjaan saya progressnya melesat bagai roket...
Anda juga bisa kok...? kurangi chat-chat model "DING" jika anda tidak ingin di "marahi" BOSS karena beban kerja yang tidak bisa anda selesaikan pada waktunya. Loyallah anda pada perusahaan jika anda ingin mendapat loyatity perusahaan dan sesuatu yang tidak mungkinlah perusahaan tidak menghargai loyalitas anda.
Kemudian sebelum bertemu mereka untuk perjalanan saya harus melewati PANCORAN... hal yang paling saya hindari daerah ini karena MACET, I hate this..., sudah kesal dan sebal tiba-tiba dapat musibah ketika menuju Bidakara kaki saya terpeleset akhirnya tamatlah riwayat sepatu kulit super keren dan favorit saya ini, (sepatu meski dari kulit manapun dan asli atau sepatu mahal sekalipun kalau sudah musibah yang terkelupas juga jadi tidak ada zaminan AWET segala macam apapun, tidak habis pikir juga sih...??)
Yah saya terpaksa dan mau tidak mau... karena sudah menjadi bagian dari pekerjaan kalau mau project selesai..., Tapi lelah dan capeknya ini gak ketulungan tambahan briefing berkali-kali dengan materi yang itu-itu saja sampai-sampai suara saya serak dan sekarang deman dikarenakan terkena radang tenggorokan... yang menyusahkan adalah makan jadi serba TIDAK EUNAK..., tak jadi masalah jika dikumpulan semua guest sehingga briefing sekali saja tapi bagaimana para "guest" bisa dikumpulkan mereka mempunyai schedule yang penuh padat tapi tidak merayap... (memangnya lalulintas) jadwal mereka "busyet"... selalu penuh saya jadi berfikir gak enak ah jadi "big boss" seluruh waktunya sudah terschedule... tidak freedom.
Berbicara tentang "Freedom" apakah zaman sekarang masih bisa dan ada kebebasan yang sebenar-benarnya menuju arti kebebasan sesungguhnya?... belum connect nih apa maksud yang mau dibahas. Padahal maksud saya kebebasan dari para orang-orang yang kerja di berbagai bidang industri, edukasi dan sebagainya. Yang saya lihat dan amati kebebasan yang tanpa kontrol sudah membudaya dalam kehidupan masyarakat kita dari semua strata kehidupan manusia.
Maksud saya gini, Meskipun tidak bebasnya seseorang dalam lingkup pekerjaannya tapi mereka tidak tersadar bahwa mereka sudah mendapatkan kebebasan secara langsung tapi tidak memfaatkan "peluang' kebebasan baik fasilitas kantor dan sebagainya untuk kepentingan yang berguna dan menaari peluang dan terobosan atau inovasi.
Contoh kecil adalah "Internet" dulu pemakaiannya dibatasi tapi sekarang hampir setiap perusahaan sudah membebaskan karyawannya mengakses internet unlimited maka terjadilah jejaringan demi jejaringan baik antar tiap orang demi orang selluruh belahan dunia, yang diharapkan perusahaan adalah dapat memberi manfaat buat perusahaan tapi kenyataannya yang saya lihat tidak membuat "LOYALITAS" karyawan.
Kenapa saya bilang begitu karena dari yang saya amati lintas internet ini selain memberi dampak "positif" yang sangat besar bagi orang-orang yang bisa menjadikan media ini sebagai fasilitas kerja untuk mempercepat connection relationship klien dan sebagainya tapi juga memberi dampak "negatif" yang sangat besar bahkan jika diperhitungkan benar-benar akan berdampak kerugian yang sangat besar sekali buat perusahaan. Karena hampir sering Internet digunakan oleh para karyawan yang kapasitaas beban kerjanya ringan untuk berselancar alias wara-wiri "CHATING" yang tidak jelas.
Yang saya amati seringnya ketika mereka sedang membuat anggaran, membuat report dan sebagainya "DISAMBI" dengan panggilan atau ajakan chat "DING" dari teman, rekan kerja satu perusahaan, kerabat dan sebagainya atau dari kenalan iseng-iseng. Pertanyaan saya berapa detik atau menit anda untuk menjawab panggilan dari seseorang yang bilang; "Lagi ngapain...", "Halo...", "Hai, apakabar..." , atau ledekan dan candaan yang sepele dan tidak penting.
Adakah 1 detik atau 1 menit tentu tidak bukan? minimal 3 menit lalu anda kalikan saja jika mendapat panggilan chat minimal 10 orang sudah 30 menit lalu jika dilakukan continue... bisa dari anda tiba dikantor sampai jam pulang kantor (misalkan 7 jam) alias tidak dilakukan pada jam-jam makan siang atau ketika jam pulang kantor berapa totalnya yang sudah anda buang dengan percuma waktu hanya sekedar menjawab chat model "DING" tersebut. Jika di pergunakan maksimal waktu tersebut untuk menyelesaikan pekerjaan setidaknya bisa mengambil waktu 5-6 jam tapi karena "DISAMBI" menjawab chat-chat tersebut tentu menjadi molor waktu kerja yang anda gunakan. Apakah itu semua tidak menjadi kerugian besar buat perusahaan dan anda sendiri untuk mendapatkan progress kerja?...
Terkadang tidak saja di kantor tapi bagi yang menggunakan mobile pun berakses internet dengan chat-chat "TIDAK penting" seperti ini...? Hal hasil waktu pulang kerja anda mundurkan sampai rumah tidakkah itu pemborosan waktu dan lagi anda yang tidak mendapatkan apapun baik materi, progres kerja juga apakah dapat PAHALA?... hanya sebuat iseng-iseng kesenangan yang semuanya semu dan TIDAK BERMANFAAT.... hanya akan membuat lelah jari-jemari anda menulis kalimat "BOROS" kata, Tul....
Maka itu saya sejak lama tidak mau ikut-ikutan chat-chat model "DING" pada jam-jam sibuk kerja jika tidak mendesak alias berhubungan dengan kerjaan. Saya menyediakan waktu-waktu luang dan libur untuk menjawab chat dan email sekaligus. Pengertian saya menjaga relationshiop antar teman, kerabat, sahabat dan rekan kerja tidak selalu harus "Standby" menjawab chat-chat model "DING" ini apalagi buat sahabat dan kerabat, mereka kan sudah sering bertemu dan berkumpul, saya rasa tidak terlalu penting melakukan "DING" pada mereka hanya untuk sebuah keintiman/kedekatan.
Buktinya saya dengan sahabat di lombok hanya 4 kali bertemu tapi hubungan kami tidak harus melakukan chat-chat model "DING" tiap hari. Tapi kami tahu kabar masing-masing baik suka dan duka. Begitu juga dengan kerabat, teman dan kenalan bahkan beberapa korenponden saya, dilihat dari lamanya relationship kami sudah memasuki 5 tahun tanpa real face to face. Sedang kerjaan saya progressnya melesat bagai roket...
Anda juga bisa kok...? kurangi chat-chat model "DING" jika anda tidak ingin di "marahi" BOSS karena beban kerja yang tidak bisa anda selesaikan pada waktunya. Loyallah anda pada perusahaan jika anda ingin mendapat loyatity perusahaan dan sesuatu yang tidak mungkinlah perusahaan tidak menghargai loyalitas anda.
No comments:
Post a Comment