Hari ini sejak pagi saya tidak "mood" untuk melakukan aktivitas apapun,... capek mungkin karena kemarin seharian cari sekolah anak duh ribetnya peraturan sekarang. Lebih mudah zaman saya dulu melalui rayon sehinggaa calon murid sudah ditentukan sekolah dimana dia dapat jadi tinggal mempersiapkan peralatan sekolahnya saja.
Tahun-tahun lalu saya masih santai karena mengurusnya masih dekat-dekat rumah tapi sekarang sudah jauhnya banget, banget lalu antrinya dari pagi sampai jam 15.00 wib. Untung saja tadi baru selesai semoga saja sekolah favorite yang menjaadi incaran si anak lolos. Sebenarnya saya tidak terlalu pedulikan favorite atau bukan karena terkadang masih saja ada kekurangan dari sekolah itu. Tapi untuk memasuki anak ke sekolah yang dekat rumah, saya sudah observasi dan meninjau dari beberapa bulan yang lalu, tambahan saya dapat informasi dari teman dan kerabat sebagai masukan dan menurut penilaian saya kurang bagus, sehingga tidak saya masukkan ke sekolah dekat rumah.
Diantrian pendaftaran, sempat seorang ibu berkeluh-kesah yang bercerita bahwa untuk memenuhi syarat pendaftaran calon murid yang harus dilampiri surat keterangan dokter, dikenai biaya pemeriksaannya sekitar Rp. 135.000 karena pas-pasan si ibu tersebut memaksakan uang yang ada padahal untuk pulang ke Bekasi saja sisa uang yang ada hanya tinggal Rp. 10. 000 sementara si ibu dan anaknya sejak pagi belum makan demi mengejar pendaftaran anaknya di sekolah tersebut.
Betapa pengorbanan si ibu besar sekali demi kemajuan anaknya, bagaimana untuk keperluan yang lain sedang pengeluaran tidak hanya sampai disitu tapi masih ada lagi pengeluaran-pengeluaran lain seperti buku-buku pelajaran, buku-buku tulis, alat tulis, tas, seragam sekolah dan sebagainya. Sungguh saya tidak terbayangkan harus kemana beliau cari...
Padahal ibu itu hanyalah seorang penjual sayur-mayur di pasar Bekasi. Yang sehari hanya paling banyak laris Rp.150.000 - 200.000 saja lalu saya jadi membandingkam dengan diri sendiri sebagai orang tua yang memoles kebutuhan anak dengan segala kecukupan dan fasilitas yang baik sekali. Meskipun saya tidak memberi kebutuhan anak dengan kemewahan.
Si ibu... semoga saja sianak tau bagaimana pengorbanan-Mu yang begitu besar...
Tahun-tahun lalu saya masih santai karena mengurusnya masih dekat-dekat rumah tapi sekarang sudah jauhnya banget, banget lalu antrinya dari pagi sampai jam 15.00 wib. Untung saja tadi baru selesai semoga saja sekolah favorite yang menjaadi incaran si anak lolos. Sebenarnya saya tidak terlalu pedulikan favorite atau bukan karena terkadang masih saja ada kekurangan dari sekolah itu. Tapi untuk memasuki anak ke sekolah yang dekat rumah, saya sudah observasi dan meninjau dari beberapa bulan yang lalu, tambahan saya dapat informasi dari teman dan kerabat sebagai masukan dan menurut penilaian saya kurang bagus, sehingga tidak saya masukkan ke sekolah dekat rumah.
Diantrian pendaftaran, sempat seorang ibu berkeluh-kesah yang bercerita bahwa untuk memenuhi syarat pendaftaran calon murid yang harus dilampiri surat keterangan dokter, dikenai biaya pemeriksaannya sekitar Rp. 135.000 karena pas-pasan si ibu tersebut memaksakan uang yang ada padahal untuk pulang ke Bekasi saja sisa uang yang ada hanya tinggal Rp. 10. 000 sementara si ibu dan anaknya sejak pagi belum makan demi mengejar pendaftaran anaknya di sekolah tersebut.
Betapa pengorbanan si ibu besar sekali demi kemajuan anaknya, bagaimana untuk keperluan yang lain sedang pengeluaran tidak hanya sampai disitu tapi masih ada lagi pengeluaran-pengeluaran lain seperti buku-buku pelajaran, buku-buku tulis, alat tulis, tas, seragam sekolah dan sebagainya. Sungguh saya tidak terbayangkan harus kemana beliau cari...
Padahal ibu itu hanyalah seorang penjual sayur-mayur di pasar Bekasi. Yang sehari hanya paling banyak laris Rp.150.000 - 200.000 saja lalu saya jadi membandingkam dengan diri sendiri sebagai orang tua yang memoles kebutuhan anak dengan segala kecukupan dan fasilitas yang baik sekali. Meskipun saya tidak memberi kebutuhan anak dengan kemewahan.
Si ibu... semoga saja sianak tau bagaimana pengorbanan-Mu yang begitu besar...
No comments:
Post a Comment